Kamis, 19 Februari 2015

Pidato : "Perkembangan Jejaring Sosial serta Dampaknya"



PIDATO

Om Swastyastu,
Yang terhormat Ibu Maret Sri Wahyuni selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia,
Serta teman-teman sekalian yang saya cintai

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama, dalam keadaan sehat wal’afiat.

Teman-teman yang saya banggakan,
Pertama perlu kita sadari bahwa situs jejaring sosial saat ini banyak bermunculan di sekitar kita. Setidaknya ada tiga situs jejaring sosial yang begitu besar yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram. Semuanya merupakan produk teknologi yang sangat disukai oleh anak-anak, remaja, dan bahkan orang dewasa. Melalui layanan jejaring sosial, kita bisa memperbanyak teman, memperluas jaringan pertemanan, dan mengetahui situasi yang terjadi di tempat lain.

Teman-teman yang berbahagia,
Ketika perkembangan jejaring sosial semakin pesat dari waktu ke waktu, maka semua pihak tentu harus mengenal dampak dari jejaring sosial itu sendiri. Pada dasarnya, media sosial memang mempunyai berbagai manfaat positif. Misalnya, seorang anak termotivasi untuk mengembangkan kemampuan diri mereka karena mendapatkan motivasi serta informasi dari dunia media sosial yang membuat mereka terpacu untuk sukses. Meskipun media sosial mempunyai banyak manfaat positif, tetapi banyak pula dampak negatifnya. Seorang anak bisa menjadi malas berkomunikasi di dunia nyata. Media sosial juga membuat anak lebih mementingkan dirinya sendiri atau individualis. Oleh karena itu, untuk menghindari bahaya dan ancaman media sosial, kita sebagai anak harus membekali diri sendiri tentang pengetahuan bagaimana cara menyikapi dampak dari situs jejaring sosial. Sedangkan, para orang tua dapat memberikan pengawasan dengan cara memfasilitasi anak, komputer dan internet di rumah. Komputer sebaiknya diletakkan di ruangan yang mudah diawasi misalnya ruang tengah. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah anak dari pengaksesan konten-konten pornografi dan materi berbahaya lainnya.

Teman-teman yang berbahagia,
Sebagai penutup, saya mengutip kata-kata dari Erik Qualman yang mengatakan bahwa salah satu kekuatan dari jejaring sosial adalah mengubah kepribadian seseorang. Maka dari itu, marilah kita ubah jejaring sosial menjadi sesuatu yang berguna dalam hidup kita. Jangan sampai jejaring sosial yang mengubah kita.

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatian Ibu serta teman-teman semua saya mengucapkan terima kasih dan saya akhiri.

Om Shanti Shanti Shanti Om 

(By. Feiamanda)
Share:

Selasa, 17 Februari 2015

Artikel : "Kantin Sekolah Mulai Tersaingi? Siapa yang Akan Menang?"



 Kantin Sekolah Mulai Tersaingi?
Siapa yang Akan Menang?


Bermula dari sebagian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Negara yang mulai membawa bekal ke sekolah.

Awalnya, mungkin beberapa siswa malu untuk membawa bekal ke sekolah, tetapi nyatanya sekarang tradisi membawa bekal dari rumah rupanya sudah mulai menyebar ditiap-tiap kelas SMP Negeri 1 Negara. Hal ini, dapat dibuktikan pada saat jam istirahat pertama di SMP Negeri Negara, kita dapat melihat banyaknya kotak-kotak makanan ditiap kelas. Bahkan, beberapa diantaranya membawa bekal nasi bungkus dari rumahnya masing-masing. Lebih mengejutkannya lagi bahwa ada juga beberapa siswa yang membeli nasi bungkus dari luar sekolah di pagi hari kemudian dibawa dan dijual lagi kepada beberapa teman lainnya.
Kantin kejujuran SMP Negeri 1 Negara, juga telah mengeluarkan opini mereka bahwa makanan yang mereka jual telah bebas dari pengawet dan terjamin kehigienisannya. Namun, sepertinya masih banyak dari beberapa siswa dan orang tua yang masih belum mempercayainya 100%. 
“Kami hampir setiap hari membawa bekal ke sekolah, bahkan kebiasaan kami ini sudah bermula dari awal memasuki SMP bahkan dari SD“, ujar beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Negara.
Menurut mereka, menu makanan kantin yang tidak berubah, ramainya kantin yang membuat mereka harus berdesak-desakan, kurangnya jumlah makanan, dan kurangnya kebersihan merupakan beberapa alasan mereka malas pergi ke kantin. Selain itu, mereka juga dapat mengurangi pengeluaran dan mereka dapat menyisihkan uang jajan mereka.
 Sebenarnya, keadaan ini memang tidak bisa dianggap sepele karena memungkinkan adanya persaingan antara makanan di kantin dengan siswa yang membawa bekal makanan dari rumah. Jika satu-persatu para siswa SMP Negeri 1 Negara membawa bekal makanan dari rumah, lalu siapa yang akan membeli makanan di kantin? Apalagi para siswa kini semakin selektif untuk memilih makanan, tidak lagi seperti dulu anak-anak yang suka jajan sembarangan. Tentunya, ini akan membuat kantin sekolah kesulitan mendapatkan pemasukan bahkan kantin akan merugi. Jadi, saran yang dapat kita berikan yaitu sebaiknya kantin sekolah lebih memvariasikan dan memperbanyak menu makanan, lebih memperhatikan cara para siswa berbelanja, serta menjamin kebersihan kantin. Kantin sekolah juga sebaiknya memang harus mendengarkan masukan-masukan dari para pembelanjanya. Tetapi, jika kantin sekolah terus menerus tidak mengalami perubahan, bisa saja persaingan ini akan terus berkelanjutan dan pada akhirnya kita hanya bisa menunggu. Apakah kantin? ataupun bekal dari rumah yang akan menang? (Amanda)

(Gambar beberapa siswa yang membawa makanan dari rumah)

                                                                                                                    www.spentura.com

(By. Feiamanda)
Share: